0

Akhir-akhir ini jagat sosial media khususnya platform instagram tengah diramaikan dengan berbagai filter yang berisi pertanyaan tentang personal kita, mulai dari rahasia hingga aib pribadi. Seolah-olah pengguna filter diberikan tantangan untuk mengungkap cerita pribadinya melalui sebuah pertanyaan. Banyak pula pengguna Instagram yang tak segan mengungkapkan keseluruhan rahasia kehidupannya melalui perantara filter. Alih-alih ingin terlihat lebih kekinian, trend ini malahan menjadi celah bagi penjahat dunia maya untuk asyik melenggang diantara kebebasan ber-sosmed.

Mbak Rose Si Ratu Tenar 

Mbak Rose - Ratu Tenar

Perhatian saya pun tertuju pada sebuah postingan berisikan kisah pilu salah seorang pengguna Instagram yang terjebak dalam perangkap penjahat dunia maya, panggil saja namanya Mbak Rose. Mbak Rose merupakan salah satu pegiat media sosial dari platform instagram yang sangat aktif melalui akun pribadinya. Seluruh kegiatan hingga pencapaian selalu terekam dalam setiap postingan kesehariannya. Hal itu pula yang membuatnya lebih dikenal di lingkungan pergaulan. Mbak Rose juga tak pernah ketinggalan dengan trend kekinian yang berseliweran di media sosial.

Tanpa disadari, Mbak Rose tak sengaja memposting data pribadinya termasuk gambar kartu debit dengan tertera nomor seri di atasnya. Karena belum pernah tersandung masalah kejahatan dunia maya, Mbak Rose merasa baik-baik saja dengan kebebasan mengekspos data pribadi di media sosial. Sepengetahuannya, kejahatan dunia maya hanya berupa pembobolan kartu debit langsung hingga peretasan akun media sosial. Sehingga selagi fisik dari kartu debit masih dalam genggamannya, hal itu dirasa masih aman. Dari ribuan followers Mbak Rose, ternyata ada salah satu followers yang tengah mengamati Mbak Rose melalui postingannya dan mengincar data pribadi Mbak Rose. Karena sudah mengetahui segala hal pribadi tentang Mbak Rose, pencuri berpura-pura menjadi sanak keluarga Mbak Rose dengan sapaan akrab yang hanya diketahui keluarga namun pernah diungkapkan Mbak Ros melalui postingan media sosialnya. Tanpa ba-bi-bu, Mbak Rose pun percaya dan mengikuti permintaan pelaku termasuk menyerahkan kode OTP (One Time Password) yang dikirim ke ponselnya.

Sebuah pesan singkat berisi informasi penarikan dan pemindahan dana pribadi dengan jumlah fantastis ke nomor rekening tak dikenal yang muncul dari ponsel Mbak Rose menjadi alarm bahaya bagi Mbak Rose bahwa saat ini ia sudah terperangkap dalam jeratan begal rekening. Sampai disini pun mbak Rose belum sadar bagaimana bisa pencuri bisa dengan mudahnya menggasak isi saldo rekeningnya tanpa pernah bertemu atau bersinggungan langsung dengan Mbak Rose. 

Dengan sergap, Mbak Rose pun segera menghubungi pihak Bank untuk dilakukan pemblokiran kartu debit. Namun sejumlah saldo yang telah dicuri sudah tidak dapat kembali lagi. Hal itu karena pencurian terjadi bukan karena kesalahan dari pihak Bank. Tabungan puluhan juta pun raib seketika.

Bijak bermedia sosial

Survey Penetrasi Internet Indonesia-APJII

Di era pesatnya perkembangan teknologi saat ini, internet bukanlah hal yang awam lagi di kalangan masyarakat. Terlebih pandemi mendorong masyarakat untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Berdasarkan Survey Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia yang dilakukan oleh APJII pada kuartal pertama tahun 2022, tercatat adanya kenaikan pengguna internet di Indonesia dibanding tahun sebelumnya yaitu sebanyak 77,02%. 

Komposisi dari pengguna internet yang didominasi oleh kelompok usia produktif mempengaruhi perilaku penggunaan internet di Indonesia. Diketahui bahwa Akses media sosial menempati posisi pertama dalam kategori konten yang sering diakses oleh pengguna internet di Indonesia yaitu sebesar 89,15%. Diantaranya pernah memiliki pengalaman terhadap keamanan data pribadi dengan 14% pengguna tidak tahu menahu cara pengamanan data pribadi di Internet.

Hal ini menjadi titik kritis penggunaan internet dalam keseharian dimana internet dapat menjadi pisau bermata dua bagi penggunanya. Di satu sisi internet telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat dengan manfaat yang besar, sedangkan di sisi lain internet juga dapat menjadi boomerang atau merugikan penggunanya. Terlebih saat keamanan dalam berselancar ria di dunia maya  tidak dilakukan dengan bijak. Pengguna internet dapat saja dengan mudah mengalami pencurian data pribadi yang tentunya sangat merugikan. 

Media sosial menjadi sarana empuk penjahat dunia maya mencari mangsa. Terlebih saat ini banyak pengguna media sosial yang rela melakukan segala hal demi ketenaran, seperti mengekspos kesehariannya hingga data pribadi di media sosial. Hal itu merupakan salah satu cara seseorang mengenalkan dirinya melalui media. Tak jarang pengguna media sosial akan melakukan hal nyleneh demi eksposure yang tinggi dari followersnya. 

Menilik balik kasus Mbak Rose sebelumnya, bukan hal yang tidak mungkin ada Mbak Rose lain yang saat ini menjadi sasaran empuk penjahat media sosial. Salah satu cara mencegah kejadian serupa yaitu dengan menerapkan sikap bijak dalam bermedia sosial.

Bijak bermedia sosial merupakan suatu sikap yang hendaknya dilakukan oleh pengguna media sosial saat ini. Bijak bermedia sosial bukan berarti pembatasan diri dari kebebasan ber- medsos, namun hendaknya pengguna medsos mengetahui apa saja hal yang boleh dan tidak boleh di posting melalui media sosial. 

Bijak ber- medsos juga tidak melarang pengguna untuk menjadi tenar dengan menggunakan filter kekinian yang tersebar. Pengguna media sosial yang bijak tentunya akan berhati-hati dan mampu menyaring trend mana yang bisa diikuti atau yang tidak bisa diikuti. Kunci dari bijak ber- medsos yaitu jangan terlalu membuka data diri atau data sensitif yang hanya diketahui secara personal di media sosial. Terlebih ketika banyaknya followers yang tidak kita kenali secara keseluruhan yang mengakibatkan rentannya pencurian data pribadi melalui media sosial. Kita bisa tahu cerita orang melalui postingan media sosial, tapi tak bisa tahu tabiat masing-masing hanya dengan menilik postingan media sosial. Sehingga perlunya berhati-hati dalam berselancar di dunia Maya.

Digitalisasi akan terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Sama halnya dengan kejahatan dunia maya atau cyber crime. Cyber crime juga akan menyesuaikan dengan perkembangan zaman khususnya perkembangan teknologi. Cara yang digunakan juga akan semakin canggih dari sebelumnya. Salah satunya yaitu Social Engineering atau Rekayasa Sosial yang tengah menimpa Mbak Rose sebelumnya.

Mengenal Social Engineering-Si Begal Rekening

Social Engineering 

Social Engineering atau bisa disingkat Soceng merupakan salah satu tindak kejahatan dunia maya yang bertujuan untuk memanipulasi seseorang agar berkenan menyerahkan data pribadi ataupun data finansial lainnya kepada pelaku. Pelaku Soceng memiliki tujuan khusus yaitu sebisa mungkin pelaku dapat mengambil keuntungan dari kelalaian korban melalui manipulasi secara psikologis.

Secara garis besar tindakan Soceng terbagi dalam 5 jenis, antara lain :

Jenis Kejahatan Soceng

Tindakan Social Engineering umumnya dilakukan melalui jaringan internet dengan membuat korban menjadi lengah sehingga korban berkenan mengikuti segala perintah dari pelaku. Tujuan utama pelaku kebanyakan menyasar pada tindakan pencurian yang bersifat merugikan bagi korban berupa kerugian finansial atau lainnya. Pelaku umumnya menggunakan motif kejahatan yang membuat korban merasa bahwa harus melakukan apapun yang diminta oleh pelaku bisa dengan tawaran menggiurkan yang bersifat terbatas hingga ancaman berbahaya. Beberapa motif kejahatan Soceng yang saat ini sedang marak digunakan antara lain :

1. Informasi Perubahan Tarif Transfer Bank

Pelaku akan menyamar sebagai karyawan bank yang sedang memberikan informasi terkait perubahan tarif transfer bank. Kemudian korban akan diminta mengisi link dokumen yang berisi permintaan informasi pribadi seperti PIN, OTP hingga password.

2. Tawaran menjadi Nasabah Prioritas

Pelaku akan mengelabui korban dengan bertindak sebagai karyawan yang menawarkan produk Nasabah Prioritas dengan meminta data pribadi korban meliputi, nomor ATM, PIN, OTP, Nomor CVV/CVC hingga Password.

3. Akun layanan konsumen palsu

Pelaku menyamar sebagai penyedia layanan dengan membuat akun palsu dan datang untuk menangani keluhan dari nasabah. Pelaku menggiring korban untuk membuka website palsu yang dibuat mirip dengan aslinya kemudian meminta korban mengisi data pribadinya.

4. Tawaran menjadi Agen Laku Pandai

Pelaku akan memberikan tawaran menggiurkan untuk menjadi Agen Laku Pandai tanpa persyaratan yang rumit. Korban akan dianjurkan mengirim sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC.

Motif perubahan tarif transfer

Maraknya kejahatan dunia maya tentu membuat kita semakin awas untuk bertransaksi atau memilih produk keuangan. Namun demikian, kejahatan tentu dapat dicegah sebelum hal itu menimpa diri kita. Beberapa tips ini dapat dilakukan untuk mempersempit celah pelaku kejahatan Soceng.

1. Jangan langsung percaya terhadap tawaran menggiurkan melalui pesan pribadi dengan asal usul tidak jelas.

2. Perhatikan sumber informasi yang didapat. Informasi yang asli didapat dari sumber yang terpercaya. Ketahui pasti akun resmi dari masing-masing jasa keuangan, umumnya akun dari lembaga resmi akan memiliki centang biru pada sosial medianya.

3. Jangan asal klik link mencurigakan yang dikirim oleh pihak asing. Biasanya kita akan diminta mengisi data pribadi melalui link tersebut sehingga terjadilah pencurian data pribadi yang dapat disalahgunakan.

4. Jangan sembarangan menyebarkan data pribadi baik di media sosial maupun orang lain. Data pribadi yang dimaksud termasuk nama ibu, nomor ATM atau kartu debit, OTP, PIN, Password dan sebagainya.

5. Hindari menggunakan WiFi umum untuk melakukan transaksi elektronik atau membuka aplikasi e-money atau M-Banking.

6. Selalu ganti password atau PIN secara berkala dan gunakan kombinasi angka atau huruf yang tidak mudah ditebak.

Data pribadi yang tidak boleh disebarkan

Adakalanya beberapa faktor menjadikan kita lengah dengan kejahatan Soceng. Tak dapat dipungkiri bahwa kewaspadaan yang tinggi juga memiliki celah bagi penjahat Soceng untuk menebar kejahatan. Beberapa hal ini yang dapat dilakukan ketika kamu sudah masuk jeratan Soceng, antara lain :

1. Segera sadar dan jangan lanjutkan obrolan.

2. Hubungi nomor resmi Costumer Service dari pihak Bank untuk segera dilakukan pemblokiran kartu Debit.

3. Laporkan pada pihak berwajib.

4. Tetap tenang dan berserah diri pada Tuhan.

Nasabah Bijak Bergerak

Nasabah Bijak menjadi Penyuluh Digital

Pelaku Soceng akan terus melenggang bebas jika tidak ada tindak lanjut dari berbagai pihak. Parahnya lagi, celah terjadinya tindak kejahatan Soceng masih akan terus terbuka lebar beriringan dengan naiknya tingkat pengguna internet yang minim informasi terkait penipuan berbasis rekayasa sosial. Sebuah lembaga saja dirasa masih kurang mampu dalam menyebarluaskan informasi terkait soceng ke khalayak luas. Maka dari itu perlunya suatu gerakan sebagai langkah perlindungan sesama dari tindak kejahatan dunia maya.

Gerakan #NasabahBijak lahir dari sebuah gagasan hebat tentang kepedulian terhadap sesama nasabah terhadap kejahatan dari Si Begal Rekening. Gerakan #NasabahBijak merupakan sebuah wadah komunitas yang hadir akibat dari maraknya tindak penipuan dengan modus Soceng yang menimpa nasabah bank karena minimnya informasi terkait tindak kejahatan penipuan dan beberapa motif yang sering digunakan serta tips untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan dunia maya.

Menjadi Nasabah Bijak mengajarkan kita untuk bijak dalam memilih produk atau layanan keuangan sesuai dengan kebutuhan dan tidak mudah terlena dengan iming-iming hadiah yang belum jelas asal usulnya. Sehingga nasabah dapat terhindar dari tindak kejahatan begal rekening. 

Melalui gerakan #NasabahBijak, kita diajak untuk menyebarluaskan informasi terkait motif penipuan dunia perbankan beserta cara pencegahannya. Dalam hal ini, peran kita dapat dikatakan sebagai seorang Penyuluh Digital. Selain menambah wawasan bagi diri sendiri, menjadi #NasabahBijak juga turut serta melindungi orang terdekat dari bahaya begal rekening.

Nasabah BRI Bijak Bertransaksi

Nasabah Bijak BRI

Saya rasa sudah hampir 10 tahun Bank BRI menjadi rekan transaksi perbankan dari keluarga kami. Selain kemudahan transaksi yang ditawarkan, Bank BRI juga selalu memberikan informasi terbaru terkait adanya tindak kejahatan dunia keuangan khususnya perbankan.

Baru-baru ini Bank BRI turut serta dalam menyebarluaskan gerakan #NasabahBijak melalui berbagai platform sosial medianya. Hal ini dikarenakan banyaknya modus Soceng yang juga mengatasnamakan Bank BRI. Tentunya kejadian tersebut juga akan sangat merugikan dari pihak nasabah dan juga pihak Bank. Kerugian dari sisi nasabah umumnya dalam bentuk kerugian secara finansial, sedangkan dari pihak Bank BRI kerugian nasabah tentu juga menjadi kerugian tersendiri dari pihak Bank. Tingkat kepuasan dan kepercayaan nasabah bisa saja turun setelah adanya kerugian tersebut.

Kasus Soceng tak serta merta dengan mudahnya dapat dicegah jika hanya mengandalkan dari pihak Bank BRI. Maka dari itu, Bank BRI mengajak para nasabah yang menjadi rekan setia untuk waspada dengan menjadi Nasabah Bijak. Nasabah BRI yang bijak akan senantiasa mawas diri dan jeli terhadap setiap informasi dari produk keuangan. Selain dapat melindungi diri sendiri dari bahaya Begal Rekening, menjadi Nasabah BRI yang bijak dapat turut serta melindungi orang lain dengan menjadi Penyuluh Digital. Kenali sumber informasi yang didapat menjadi salah satu kunci kebenaran dari informasi yang dapat melindungi kita dari kejahatan dunia Maya. Ingat akun resmi Bank BRI pasti ada centang birunya.

Kontak Resmi BRI

Disclaimer

Artikel ini ditulis dan diikutkan dalam lomba blog Bank BRI dan Nasabah Bijak. Semoga dapat bermanfaat dan dijadikan informasi terkait pentingnya kerahasiaan data pribadi dengan bijak bermedia sosial.

Sumber 

Ilustrasi by canva

https://www.bri.co.id/

https://www.nasabahbijak.id/

Glints.com

Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog bidan Anisah, Semoga bermanfaat :)

 
Top