0

 Based On True Story : Simbahku seorang Survivor Kanker Payudara

Foto simbah tahun 2019

Februari 2021

Saya masih ingat benar hari dimana simbah saya datang ke rumah dengan sebuah keluhan yang menurut saya janggal. Sebuah pertanda bahaya yang terlanjur diabaikan hingga membuat saya kecewa dengan diri saya sendiri sampai saat ini. 

Berawal dari sebuah benjolan kecil di bawah ketiak,

"Nduk, iki apa tah, koe ngerti ra?" yang artinya "Ini apa ya, kamu tau ga?" sembari menunjukan benjolan sebesar bola kasti dibawah ketiak sebelah kanan. "Wah,kemungkinan Tumor niki mbah, langsung periksa ke RS mawon mbah." --- "Wah, kemungkinan tumor ini mbah, langsung  periksa ke RS saja mbah".  

Sebenarnya saat itu saya sudah mulai curiga adanya keganasan karena perkembangan dari besarnya benjolan yang terbilang sangat cepat. Tapi karena kondisi simbah saya yang takut untuk di bawa ke Rumah Sakit, diagnosis yang dilakukan pun terbilang terlambat. Simbah berkenan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut saat benjolan lainnya tumbuh di daerah leher. 

Maret 2021

Karena keluhan yang muncul semakin bertambah, simbah berkenan melakukan pemeriksaan lanjutan di Rumah Sakit Khusus Bedah. Dokter melakukan pemeriksaan biopsi pada simbah untuk mengetahui patologi anatomi dari jenis tumor. Hingga kemudian hasil biopsi keluar dan membuat kami terpukul. Simbahku menderita Kanker Payudara. 

Prognosis yang buruk akibat dari keterlambatan diagnosis dan usia yang cukup senja yaitu 70 tahun membuat dokter tak mampu berbuat lebih. Pengobatan yang bisa dilakukan secara medis yaitu kemoterapi. Tapi hal itu tak serta merta membuat sel kanker yang bersarang di payudara seketika hilang. Selain itu dokter juga mempertimbangkan kondisi simbah yang mungkin akan semakin lemah saat dilakukan kemoterapi.

Keluarga menyarankan untuk melakukan pengobatan alternatif non medis serta perbaikan pola hidup sehat atas saran beberapa orang. Berbekal tekad kuat untuk sembuh serta harapan dan doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan, simbah menjalani terapi secara rutin. Keputusan untuk memilih pengobatan terapi alternatif ini dilakukan tanpa sepengetahuanku. Pasalnya saat itu juga saya tengah disibukkan dengan tuntutan studi yang mengharuskan untuk segera menyelesaikan pendidikan profesi kebidanan.

September 2021

Terhitung enam bulan setelah vonis kanker payudara, simbahku masih kuat berjibaku dengan sel kanker yang tengah nyaman bersarang di tubuhnya. Semangat untuk sembuh yang sangat besar dari simbah mungkin tidak lebih besar dari kecepatan sel kanker merusak sel di bagian tubuh lain. Kini kondisi makin memprihatinkan. Lengan kanan hingga telapak tangan mulai membengkak dan tempat awal mula benjolan aktif mengeluarkan nanah. Hingga simbah hanya bisa terbaring lemah diatas ranjang.

Sebuah penyesalan dan kebingungan seringkali muncul dalam diriku. Akibat dari ketidakmampuanku mengenali faktor risiko hingga gejala awal kerabat dekatku. Diketahui bahwa simbahku dahulu melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun. Hal tersebut mungkin juga menjadi salah satu faktor risiko meningkatnya potensi kejadian kanker payudara yang dialami simbahku. Didukung dengan faktor usia simbah yang semakin lanjut.

Dari kejadian ini, saya semakin sadar akan bahaya nyata kanker payudara yang mengintai khususnya para wanita di mayapada. Bukan hal yang tidak mungkin jika saat ini benih sel jahat tengah berusaha merusak pertahanan tubuh kita. Sehingga menurut saya, perlu pengetahuan lebih untuk mencegah hingga menangani si sel jahat kanker payudara agar tidak sampai bersarang di tubuh kita.

21 Oktober 2021

Innalillahi wa inna illaihi rojiun... 

Simbah meninggal dengan tenang, tercatat sebagai salah satu dari sekian banyak survivor kanker payudara. 

Kita perlu tahu!

Meskipun kanker payudara tak hanya menyerang wanita, namun jenis kanker yang satu ini masih menjadi momok mengerikan bagi para wanita. Oleh karena itu, kita perlu tahu seluk beluk si pembunuh darah dingin ini sebagai bagian dari perlindungan diri dan perlawanan. 

Tubuh kita tersusun atas jutaan sel hidup yang bergabung membentuk satu kesatuan. Dalam keadaan normal, tubuh mampu mengendalikan pertumbuhan dari setiap sel tubuh guna mengatur keseimbangan metabolisme tubuh. Kanker payudara adalah sebuah keadaan dimana pertumbuhan dan perkembangan sel yang berada pada payudara tidak dapat dikendalikan oleh tubuh sehingga menyebabkan suatu kondisi abnormal yang menjadikan pertumbuhan tersebut merugikan tubuh. 

Photo by : cancer.gov
Kanker payudara dapat terjadi di berbagai bagian payudara. Sebelum mengetahui lebih lanjut terkait jenis kanker payudara, kita perlu mengetahui bagian-bagian dari payudara. Terdapat bagian utama payudara, antara lain :

  1. Lobulus, yang merupakan bagian payudara sebagai tempat untuk menghasilkan susu.

  2. Duktus, yaitu saluran yang membawa susu dari lobulus ke puting.

  3. Jaringan ikat, terdiri dari jaringan fibrosa dan lemak yang mengelilingi dan menyatukan payudara.

Menurut Centers for Disease Control, secara umum jenis kanker payudara dibedakan menjadi 2 berdasarkan tempat awal berkembangnya sel kanker, antara lain :

  1.  Karsinoma Duktal Invasif, yaitu sel kanker yang awal mulanya tumbuh di saluran susu pada payudara dan kemudian bermetastasis atau menyebar ke bagian lain dari payudara.

  2. Karsinoma Lobular Invasif, yaitu sel kanker yang awal mulanya tumbuh di lobulus payudara kemudian menyebar ke jaringan payudara yang berdekatan.

Sebagian besar jenis kanker payudara terjadi dibagian lobulus. Namun, kedua jenis kanker payudara tersebut sama-sama bersifat invasif atau ganas sehingga dapat menyebar ke bagian tubuh lain di selain payudara. Penyebaran sel kanker payudara ke bagian luar payudara bisa melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Kanker payudara dikatakan menyebar jika telah menjalar ke bagian tubuh lain di luar payudara.

Fakta di Indonesia..

Sumber : Katadata.com

Dikutip dari Global Cancer Observatory tahun 2018, mengungkapkan bahwa jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menduduki posisi pertama sebagai kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia dengan mayoritas penderita adalah wanita. Kementerian Kesehatan RI juga menyampaikan bahwa terdapat 42,1 orang per 100.000 penduduk yang menderita kanker payudara. Sedangkan angka kematian rata-rata penderita kanker payudara yaitu 17 orang per 100.000 penduduk tiap tahunnya. Angka yang cukup fantastis jika dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini.

Kita perlu waspada

Photo by p2ptm.kemenkes.go.id

Penyebab dari timbulnya kanker payudara memang belum pasti, namun dengan mengetahui dan mengenal faktor risiko dari kanker payudara dapat menjadi petimbangan kita untuk tetap mawas diri dari bahaya kanker payudara. Beberapa risiko yang terdapat dalam diri kita dapat diubah dan beberapa lainnya tidak dapat diubah.

Faktor risiko yang dapat diubah

  1. Aktivitas fisik yang kurang; wanita dengan aktivitas fisik yang kurang akan memperbesar risiko terkena kanker payudara dan penyakit lainnya.

  2.  Obesitas setelah menopause; wanita yang telah menopause dengan obesitas memiliki risiko terkena kanker payudara yang lebih tinggi jika dibandingkan wanita menopause yang memiliki berat badan ideal.

  3. Penggunaan terapi hormonal selama menopause; penggunaan terapi hormonal yang mengandung esterogen dan progesteron selama lebih dari 5 tahun pada masa menopause akan meningkatkan risiko kanker payudara. Termasuk kontrasepsi oral (Pil KB) tertentu juga disinyalir dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

  4. Riwayat Reproduksi yang meliputi, kehamilan pertama diatas 30 tahun, tidak menyusui, tidak pernah hamil cukup bulan (nulipara) dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

  5. Konsumsi minuman beralkohol.

  6. Merokok, paparan zat kimia serta perubahan hormon lain juga memicu risiko kanker payudara.

Faktor risiko yang tidak dapat diubah

  1.  Gender dan usia, meskipun kanker payudara bisa menyerang pria namun risiko lebih besar untuk terkena kanker payudara adalah wanita. Didukung dengan usia yang menua akan menambah risiko seorang wanita mengalami kanker payudara. Sebagian besar kasus kanker payudara di diagnosis pada wanita dengan usia lebih dari 50 tahun. 

  2. Mutasi genetik, wanita yang memiliki perubahan genetik yang diwariskan seperti BRCA1 dan BRCA2 memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi.

  3. Riwayat Menstruasi, wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah 55 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Hal tersebut dikarenakan durasi paparan hormon yang lebih lama pada wanita.

  4. Riwayat kanker payudara atau penyakit payudara non kanker sebelumnya, kejadian kanker payudara berulang meningkat pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami kanker payudara atau penyakit payudara non-kanker lainnya.

  5. Riwayat kanker payudara pada keluarga tingkat satu seperti orangtua atau saudara kandung. Selain itu, risiko kanker payudara juga meningkat jika banyak anggota keluarga seperti saudara dari ayah atau ibu yang menderita kanker payudara.

  6. Riwayat pengobatan dengan terapi radiasi sebelum usia 30 tahun.

Wanita yang memiliki faktor risiko dari kanker payudara tidak selalu pasti akan terkena kanker payudara. Begitu pula dengan wanita yang tidak memiliki faktor risiko kanker payudara juga tidak bisa dikatakan 100% bebas dari kanker payudara. Beberapa wanita mengalami kanker payudara tanpa memiliki faktor resiko lain yang diketahui. Sehingga sangat penting untuk melakukan skrinning awal kanker payudara sejak dini.

Kenali gejalanya

Photo by p2ptm.kemenkes.go.id

Gejala muncul sebagai bagian dari tanda peringatan adanya sebuah ketidaknormalan dalam tubuh. Kanker payudara memiliki beberapa gejala yang perlu kita kenal dan waspadai sejak dini. Beberapa orang mungkin memiliki gejala yang berbeda dari yang lain atau bahkan tidak memiliki gejala sama sekali. Gejala kanker payudara yang umumnya dirasakan oleh sebagian besar penderita antara lain :

  1. Ada benjolan, merupakan gejala yang umumnya perlu di waspadai. Benjolan yang merupakan gejala dari kanker payudara biasanya tumbuh di daerah sekitar payudara atau di ketiak. 

  2. Ada penebalan kulit atau pembengkakan pada daerah sekitar payudara.

  3. Ada iritasi pada kulit payudara.

  4. Ada kemerahan atau kulit yang terkelupas di area puting atau daerah payudara.

  5. Ada tarikan puting atau puting masuk kedalam disertai nyeri.

  6. Ada pengeluaran cairan dari puting selain ASI.

  7. Ada nyeri pada daerah sekitar payudara.

Perlu diingat bahwa gejala yang muncul tidak selalu merupakan bagian dari kanker payudara. Beberapa gejala dari penyakit lain mungkin terlihat sama dengan kanker payudara. Sehingga jika mendapati salah satu atau lebih dari gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter.

Alur Diagnosis Kanker Payudara

Penegakan diagnosis kanker payudara perlu dilakukan melalui sederet pemeriksaan penunjang yang menggambarkan secara pasti ada tidaknya sel kanker pada payudara. Kita tidak mampu mendiagnosis diri sendiri menderita kanker payudara hanya berdasar pada gejala yang muncul.

Alur diagnosis kanker payudara dimulai dengan pemeriksaan klinis atau pemeriksaan dasar terutama saat ditemukannya gejala kanker payudara. Jika ditemukan ketidaknormalan, dokter akan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan mammogram. Pemeriksaan Mammogram digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya perubahan pada payudara. Pemeriksaan dilakukan dengan memberikan tekanan cukup kuat pada payudara melalui sinar X khusus sehingga didapat gambaran samping payudara dengan jelas. Hal ini tentu terasa kurang nyaman atau bahkan terasa nyeri bagi wanita. Sehingga dianjurkan untuk menghindari melakukan pemeriksaan Mammogram seminggu sebelum menstruasi atau saat menstruasi karena saat itu kondisi payudara sedang mengalami pembesaran.

Pemeriksaan lanjutan dilakukan jika ditemukan keadaan abnormal pada mammogram. Melalui Pemindaian Ultrasound akan didapatkan perbedaan antara massa padat dan cair. Pada pemeriksaan ini, kelainan yang mungkin tidak mampu dideteksi oleh Mammogram akan terlihat melalui Pemindaian Ultrasound. Selain itu, beberapa kasus mungkin perlu dilakukan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Melalui MRI, akan disajikan gambaran yang lebih detail pada area dalam payudara.

Pemeriksaan akhir untuk menentukan apakah keadaan abnormal yang ditemukan termasuk kanker payudara atau bukan yaitu melalui Pemeriksaan Biopsi. Pada pemeriksaan ini, dibutuhkan jaringan atau cairan dari payudara untuk dilakukan pengamatan dan pemeriksaan lebih lanjut melalui mikroskop.

Setelah diagnosis kanker payudara ditegakkan, dokter akan menilai stadium atau tingkatan kanker payudara dengan memperhatikan daerah penyebaran hingga tingkat keganasan. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada pemilihan teknik pengobatan serta prognosis kedepannya. Semakin rendah tingkatannya, maka semakin tinggi potensi untuk kesembuhannya.

Jangan takut! Kanker Payudara bisa disembuhkan!

Photo by Shutterstock

"Setiap penyakit pasti ada obatnya."

Siapa yang mau terkena kanker payudara? Tak ada satupun manusia yang menginginkannya. Namun apa daya jika sel kanker sudah mulai menyerang. Eits.. jangan putus asa jika saat ini Anda tengah divonis menderita kanker payudara. Hal pertama yang harus dilakukan adalah tenang dan jangan takut ya Ladies. Kemudian segera konsultasikan pengobatan selanjutnya pada dokter ahli.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan termasuk dalam bidang medis, penyakit semacam kanker payudara saat ini dapat diobati. Berbagai macam pilihan pengobatan yang diberikan pada pejuang kanker payudara tergantung pada tingkat penyebaran dari sel kanker. Kemungkinan sembuh dengan pengobatan juga semakin meningkat jika kanker payudara ditemukan sejak dini. Setiap pejuang kanker payudara mungkin mendapat lebih dari satu pilihan pengobatan. Beberapa pilihan pengobatan tersebut antara lain :

  1. Operasi, dilakukan dengan mengeluarkan atau mengambil jaringan tempat kanker bersarang di payudara. Jenis operasi yang dilakukan bisa berupa pembedahan payudara yaitu pengambilan beberapa atau sebagian besar jaringan kanker payudara atau operasi pengangkatan seluruh payudara termasuk kelenjar getah bening yang berada di bawah ketiak.

  2. Radioterapi, menggunakan sinar berenergi tinggi semacam sinar X untuk membunuh sisa sel kanker yang terdapat pada beberapa jaringan payudara. Tindakan ini biasanya dilakukan setelah operasi pengangkatan jaringan payudara.

  3. Terapi sistemik, yang terdiri dari kemoterapi, terapi hormonal dan pengobatan dengan Trastuzumab. Pada tindakan ini akan dilakukan pengobatan melalui pemberian obat-obatan medis baik melalui oral (diminum) atau intravena (melalui infus).

  4. Rehabilitasi, yang meliputi fisik dan mental. Pemberdayaan diri dari pejuang kanker melalui penguatan fisik dan dukungan secara psikologis diyakini dapat meningkatkan imunitas. Sehingga harapan untuk sembuh bisa tercapai. 

    Ruang Radioterapi AHCC, photo by : ahcc.co.id

     

    Ruang Kemoterapi AHCC, Photo by : ahcc.co.id

Pengobatan kanker payudara dilakukan dengan melibatkan berbagai bidang spesialisasi keilmuan. Banyak pejuang kanker payudara yang mampu berjuang hingga menang melawan sel kanker dengan mengikuti pengobatan yang telah ditentukan.

Cegah sebelum terlambat

Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Sebuah peribahasa lama yang masih berlaku hingga saat ini. Beberapa tips kesehatan yang ingin saya bagi berdasarkan keilmuan yang saya dapatkan di bangku perkuliahan kebidanan antara lain :

  • Aktivitas fisik minimal 30 menit setiap harinya. Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin juga dapat mencegah resiko penyakit lain yang bisa menyerang sewaktu-waktu.

  • Membiasakan  diri dalam membentuk pola hidup bersih dan sehat. Pola hidup bersih dan sehat memanglah sangat luas lingkup pembahasannya. Kita dapat membiaskan diri dengan mengatur pola makan dalam mencapai tubuh yang ideal sehingga dapat terhindar dari obesitas. Selain itu, hindari konsumsi minuman beralkohol serta paparan zat kimia lainnya termasuk asap rokok.

  • Perencanaan keluarga. Sebagai salah satu faktor risiko kanker payudara, perbaikan pada riwayat reproduksi dapat kita lakukan sejak memasuki usia subur. Riwayat reproduksi yang dimaksud yaitu riwayat melahirkan, menyusui hingga kontrasepsi. Hindari melahirkan pertama kali pada usia lebih dari 30 tahun, tetap menyusui bayi dan hindari penggunaan kontrasepsi hormonal seperti pil kombinasi lebih dari 5 tahun.

  • Lakukan skrining awal kanker payudara. Skrining awal digunakan untuk deteksi dini keberadaan kanker payudara. Kita bisa melakukannya sendiri di rumah atau bersama dengan tenaga medis. Jika ingin melakukan skrining secara mandiri, lakukan SADARI (Periksa payudara sendiri). Selain itu, kita juga dapat melakukan pemeriksaan klinis dengan tenaga kesehatan untuk memastikan ada tidaknya sel kanker payudara. Pemeriksaan klinis yang dilakukan yaitu dengan Mammografi atau Pemindaian Ultrasound.

     

Yang harus kita lakukan

Photo by : p2ptm.kemenkes.go.id

Belajar dari yang sudah terjadi, kanker payudara umumnya menyerang wanita atau laki-laki dengan usia yang sudah tua. Hal tersebut tak serta merta kita yang berusia dibawahnya dapat terhindar dari bahaya kanker payudara. Tidak jarang kanker payudara juga menyerang wanita muda tanpa faktor resiko yang melekat dalam dirinya. Sehingga skrining kanker payudara hendaknya kita lakukan sejak dini. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist, skrining kanker payudara pada wanita dilakukan dengan :

  • Bagi wanita usia dibawah 40 tahun, bisa melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulannya. Lakukan SADARI pada saat kondisi payudara dalam konsistensi lunak.

  • Bagi wanita usia 40-49 tahun, lakukan SADARI setiap bulan dan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Mammografi setiap 1-2 tahun sekali.

  • Bagi wanita usia 50-74 tahun, direkomendasikan untuk melakukan skrining dengan Mammografi 1 kali setahun. Pemeriksaan payudara klinis dapat dilakukan setiap tahunnya.

  • Bagi wanita usia lebih dari 75 tahun, skrining dapat dihentikan dengan memperhatikan status kesehatan wanita dan kemampuan hidup yang lama.

Mammografi, Sumber : Ahcc.co.id

Pemeriksaan klinis dengan Mammografi saat ini memang masih jarang ditemukan. Begitupun dengan layanan kesehatan yang berfokus pada penanganan kanker, utamanya kanker payudara. Salah satu fasilitas kesehatan yang menaruh kepedulian lebih terhadap kanker dengan menyediakan fasilitas diagnosis hingga pengobatan lebih lanjut yaitu Adi Husada Cancer Center

Adi Husada Cancer Center

Sumber : ahcc.co.id

Adi Husada Cancer Center atau yang biasa disebut AHCC merupakan sebuah pusat layanan kesehatan yang berfokus pada penanganan kanker pertama di Surabaya. Dengan menerapkan tujuan awal "Ada untuk membantu Anda", AHCC memberikan pelayanan terbaik dengan melibatkan tenaga profesional dari segala bidang keilmuan demi mewujudkan kesembuhan bagi para pejuang kanker. 

Lokasi Adi Husada Cancer Center

 AHCC menyediakan fasilitas lengkap dalam mendeteksi dini hungga pengobatan secara berkesinambungan dengan melibatkan segala aspek yang menunjang penyembuhan. Tak melulu pengobatan secara fisik, melalui AHCC para pejuang kanker juga diberikan penyembuhan dari segi psikologisnya juga. 

Kesimpulan

Bahaya kanker payudara itu nyata. Kanker payudara dapat dicegah dan diobati dengan mengenali faktor risiko dan gejala awalnya. Deteksi dini juga sangat dianjurkan untuk mengetahui ada tidaknya sel kanker yang bersarang. Semakin dini diketahui maka semakin tinggi potensi kesembuhannya. 

Disclaimmer

Tulisan ini saya persembahkan untuk seluruh wanita Indonesia untuk selalu waspada terhadap Kanker Payudara. Pun juga sebagai bentuk apresiasi dan keikutsertaan dalam Lomba Blog : SADARI Ancaman Kanker Payudara oleh Adi Husada Cancer Center Surabaya.

Referensi

American College of Obstetricians and Gynecologist-Breast Cancer Screening Guidelines for Women
https://ahcc.co.id/cancer/kanker-payudara
https://www.cdc.gov/cancer/breast/basic_info/
https://www.ngopibareng.id/read/4-jenis-kanker-payudara-yang-harus-diketahui-1499196
https://www.cancer.gov/types/breast/patient/breast-screening-pdq

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog bidan Anisah, Semoga bermanfaat :)

 
Top