0


 “Pernikahan yang hebat bukanlah ketika pasangan sempurna bersatu. Namun, saat pasangan yang tidak sempurna belajar untuk menikmati perbedaan mereka.”

-Dave Meurer

KEHIDUPAN AWAL PERNIKAHAN

   Terhitung dua bulan sejak dilafalkannya kalimat ijab qobul oleh Abang, saat itu pula aku telah resmi menyandang gelar baru sebagai seorang istri. Aku menikah diusia yang dibilang sudah layak untuk menjalani kehidupan baru pernikahan. Yang artinya aku juga harus sudah siap menjalani kewajiban sebagai istri dan harus rela meninggalkan keluarga asalku di kampung kelahiran.

 Seminggu setelah menikah, Abang membawaku untuk tinggal bersamanya di tanah rantau. Sebagai istri yang harus taat pada suami, aku pasti setuju dengan ajakan Abang. Dan kehidupan awal pernikahan kami yang sebenarnya dimulai dari sini.

    Aku yang baru lulus mengenyam bangku perkuliahan dan belum mendapat pekerjaan, rasanya tak memiliki alasan lain untuk menolak tinggal di kota rantau yang merupakan tempat kerja Abang lima tahun belakangan ini. Hidup jauh dari orangtua dan mertua menuntut kami untuk mandiri. Rasa rindu dan kesepian sering kali membuncah pada diriku yang notabene belum pernah jauh dari rumah dalam waktu yang lama. Namun komitmen pada pasangan yang kembali menguatkan kami dalam menjalani biduk rumah tangga.

 

MENIKAH DENGAN SI SULUNG



  Suamiku adalah seorang anak laki-laki pertama dari tiga bersaudara yang sangat menyayangi keluarganya. Seperti biasa, anak laki-laki pertama di suatu keluarga merupakan harapan terbesar dari setiap orangtua terutama terkait kontribusinya dalam membantu perekonomian keluarga. Sama halnya dengan Abang yang menjadi harapan utama keluarga. Meski tidak mendominasi, tetapi peran Abang dirasa sangat berarti dalam membantu pemenuhan kebutuhan keluarga.

  Menyandang status menikah tak serta merta membuat Abang melupakan kewajiban berbakti pada orangtua. Aku pun juga tak ingin dianggap sebagai alasan hilangnya perhatian Abang terhadap orangtua dan adik-adiknya. Sehingga setiap bulan kami selalu menyisihkan beberapa persen anggaran untuk keperluan adik dan orangtua. Kondisi ini yang membuat kami terjebak dalam lingkaran sandwich generation.

  Sandwich generation atau generasi roti lapis merupakan sebuah keadaan dimana seseorang harus menanggung kebutuhan dari tiga generasi sekaligus yaitu dirinya sendiri, keluarga dan anak-anaknya. Ibarat roti lapis dimana dua buah roti dengan isian ditengahnya, sandwich generation   digambarkan dengan isian dari roti tersebut yang diampit atau dijepit ole dua buah roti. Dalam kasus ini, Abang diharuskan menanggung kebutuhan orangtua beserta adik-adiknya dan kebutuhan Abang sendiri beserta aku sebagai istrinya di waktu bersamaan. Karena belum dikaruniai buah hati, kondisi ini mungkin tidak terlalu berat bagi kami. Namun bila diteruskan tentunya akan sangat memberatkan terlebih ketika harus menanggung biaya anak di masa yang akan datang.

  Fenomena sandwich generation dirasa sudah menjadi budaya turun temurun dari orangtua terdahulu yang menganggap bahwa seorang anak merupakan tabungan atau aset dari orangtuanya yang harus mencukupi kebutuhan orangtua ketika anak sudah meginjak usia dewasa atau ketika orangtua sudah tidak berdaya. Di Indonesia sendiri, generasi sandwich sudah sangat akrab dikenal khususnya bagi para millenial. Namun hal tersebut tak melulu harus menjadi budaya yang mengakar di Indonesia

SANDWICH Couple

  Menikah berarti bersedia menerima segala hal tentang pasangan, termasuk keluarganya. Sebagai sandwich couple (sebutan dari ku bagi pasangan sandwich generation), kami cukup sadar bahwa perlunya melek finansial dalam menyikapi kondisi ini. Kita tak bisa menyangkal bahwa kunci dari suksesnya sandwich generation terletak pada keadaan finansialnya. Karena pada dasarnya sebagian besar kebutuhan hidup seringkali terkait masalah ekonomi. Sehingga kita dapat terhindar dari dampak negatif dari fenomena sandwich generation. Dampak negatif yang mungkin dapat terjadi antara lain ;

1.    Stress tingkat tinggi

Tekanan yang terus menerus tentunya akan mengundang beban pikiran berlebih. Sandwich generation sangat rentan mengalami stress hingga depresi. Peran sebagai anak dan saudara dan juga pemenuhan peran sebagai pasangan.

2.    Perasaan bersalah dan tidak puas

Perasaan ini kerap muncul pada generasi sandwich. Kenyataan bahwa kita tak akan mampu menyenangkan semua orang membuat para generasi sandwich memiliki perasaan bersalah dan tidak puas karena tidak mampu memenuhi ekspektasi semua orang.

3.    Kelelahan fisik dan mental

Untuk memenuhi kebutuhan beberapa orang tentunya perlu usaha lebih. Hal ini pula yang menjadikan generasi sandwich mengalami kelelahan baik fisik maupun mental.

4.    Merasa khawatir

Ketakutan akan masa depan yang lebih berat membuatnya merasa lebih khawatir. Khawatir jika tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga sendiri dan orangtua yang menjadi tanggungan.

  Meskipun demikian, menjadi sandwich generation tak serta merta merupakan musibah turun temurun bagi setiap pasangan. Sisi positif yang dapat kita ambil yaitu melalui kondisi ini kita dapat dengan mudah berbakti pada orangtua. Siapa sangka hal ini nanti yang akan menjadi penolong kita di akhirat kelak.

  Menjadi pasangan sandwich memacu kami untuk memutus mata rantainya. Rasanya tak tega mewariskan tradisi sandwich ke anak keturunan kelak. Hal itu menggugah keinginan kami untuk bisa mandiri di masa tua dan memiliki perlindungan yang cukup dalam setiap siklus kehidupan.

IMPIAN BESAR BERSAMA PASANGAN



Seperti halnya pasangan muda pada umumnya, kami juga memiliki impian bersama. Impian yang menjadi tujuan hidup dan semangat dalam menjalani mahligai rumah tangga. Beberapa impian besar kami antara lain ;

1.    Rumah Nyaman

Salah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia pada umumnya yaitu papan tempat tinggal. Memiliki rumah yang nyaman memang menjadi salah satu impian terbesar kami. Namun tingginya harga perumahan di daerah perkotaan yang tidak diimbangi dengan pendapatan keluarga membuat kami harus mengumpulkan dana terlebih dahulu untuk mendapatkannya.     

2.    Mobil Sederhana

Dari sebelum menikah Abang ingin memberikan yang terbaik bagi keluarganya termasuk dalam hal kendaraan. Sebuah mobil yang sederhana diharapkan dapat menemani kami di setiap perjalanan tanpa khawatir panas dan hujan. Selain itu dengan adanya mobil juga dapat membawa satu keluarga sekaligus dalam setiap perjalanan.

3.    Berangkat Umroh dan Haji

Sebagai umat muslim tentunya kami juga ingin menyempurnakan rukun islam dengan berangkat ibadah Haji. Namun lamanya masa tunggu haji di Indonesia membuat kami lebih memilih untuk menjalankan Umroh terlebih dahulu. Semoga Allah berkenan mengabulkan niat baik kami.

4. Mandiri di Masa Senja

Harapan untuk memutus mata rantai sandwich generation pada keturunan menjadi salah satu tujuan kami. Suatu saat anak pasti akan memiliki kehidupan sendiri dengan perjuangan yang mungkin lebih berat dari pada saat ini. Kami bermimpi dapat hidup nyaman dan damai di masa tua tanpa membebani siapapun termasuk anak. Oleh sebab itu persiapan untuk dana pensiun sudah kami mulai sejak saat ini selagi masih muda. Sedikit demi sedikit berharap lama-lama menjadi bukit.

PERJALANAN MERAIH MIMPI

Jika dilihat dari pemasukan dan pengeluaran keluarga kecil kami, rasanya untuk menggapai impian hanya sebatas angan-angan. Menabung pun pasti akan memerlukan puluhan tahun, belum lagi resiko inflasi yang selalu menghantui. Kenaikan laju inflasi berbanding lurus dengan harga properti di perkotaan khususnya. Namun pendapatan yang stagnan membuat kami makin jauh dari tercapainya tujuan finansial kami. 

Impian besar tentunya dimulai dari langkah awal dalam menggapainya. Aku sadar impian kami terlalu besar bagi pasangan dengan penghasilan standar UMR. Namun bukan berarti mimpi tetap menjadi angan. Salah satu langkah berani yang kami ambil baru-baru ini yaitu dengan terjun di dunia investasi.

Mengingat tujuan finansial kami dapat dicapai dalam jangka waktu yang lama, saham menjadi pilihan utama dengan return tinggi. Kami pun mulai mencari referensi terkait platform investasi saham yang cocok bagi pemula seperti kami. Rasa takut juga sering kali muncul dalam benak kami mengingat banyaknya kasus investasi bodong yang merajalela di dunia maya. Hasil survey mandiri yang kami lakukan akhirnya berbuah manis, kami mengenal Stockbit.

KAMI MEMILIH STOCKBIT


    Saat mendengar tentang investasi saham, yang ada di pikiran pasti gambaran angka-angka dan grafik tak beraturan tanpa arti. Itu yang tergambar di benak saya saat awal pertama mengenal saham. Pemula dan gagap pengetahuan terkait investasi, itulah kami beberapa saat lalu sebelum mengenal STOCKBIT.

    Stockbit merupakan salah satu aplikasi saham terkemuka dibawah naungan PT Stockbit Sekuritas Digital yang telah berpengalaman dalam membantu masyarakat untuk berinvestasi dengan tepat dan mudah. Selain itu, pendaftarannya yang lebih mudah dengan metode full online tanpa perlu mengirimkan dokumen fisik dan tanpa minimal setoran awal semakin memudahkan kami dalam memulai langkah awal untuk berinvestasi saham. Stockbit juga memiliki presentase biaya komisi untuk jual beli saham saham yang lebih rendah dari yang lain dan sudah mencakup keseluruhan biaya.

Alasan kami memilih Stockbit


Seseorang selalu memiliki alasan dalam menentukan pilihan. Setelah melalui berbagai pertimbangan, Stockbit menjadi wadah investasi paling cocok bagi kami. Ada tiga alasan utama kenapa aku memilih Stockbit sebagai teman investasi kami, antara lain :

1. User Friendly

Stockbit memiliki UI yang ramah bagi masyarakat umum. Investasi saham serasa belanja online tanpa ribet dengan Stockbit. Fitur yang lengkap dan up to date gak bikin sakit mata pengguna menjadi nilai tambah paling utama khususnya bagi para investor pemula seperti aku. 

2. Aman dan Terpercaya

Maraknya penipuan berkedok investasi rasanya makin membuat kaum milenial khususnya generasi sandwich takut untuk memulai langkah investasi. Memilih platform investasi memang perlu pengetahuan lebih terkait kelembagaan agar nantinya tak terjebak dalam lembah kesengsaraan. Investasi saham di Stockbit telah dijamin keamanannya oleh negara. Stockbit telah resmi terdaftar sebagai platform investasi saham yang diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tentunya keamanan dan kepercayaan kita terjamin dengan investasi di Stockbit.

3. Zero to Hero

Investasi saham bukan hanya milik yang pintar atau profesional saja. Stockbit memungkinkan pemula untuk menjadi profesional dalam investasi saham. Aplikasi Stockbit dilengkapi dengan fitur data profesional dan kelas profesional yang bisa diikuti oleh semua kalangan. Disini kita dapat belajar investasi saham langsung dari ahlinya tanpa takut salah informasi. Kita juga dapat berbagi pengalaman atau diskusi asyik tentang saham dengan sesama investor saham di Stockbit. Stockbit juga menyediakan layanan smart notification dimana selalu ada pemberitahuan terbaru terkait berita di pasar saham, serasa kita punya asisten pribadi nih.

Mulailah langkahmu dengan Stockbit

Langkah yang paling awal untuk memulai berinvestasi yaitu tekad. Ketika kita memiliki tekad kuat berinvestasi maka selanjutnya akan terasa lebih mudah dan menyenangkan. Mulailah dengan mendownload aplikasi Stockbit yang tersedia di Playstore atau AppStore.

Sebelum mendaftar, siapkan terlebih dahulu kartu identitas yang akan digunakan untuk pembuatan Rekening Dana Nasabah di Stockbit. Pembelian saham dilakukan melalui rekening yang dibuat khusus untuk para investor saham. Untuk saat ini, Stockbit hanya melayani pembukaan Rekening Dana Nasabah dengan Bank Jago dan Bank BCA. Oh ya untuk informasi bagi yang memilih Bank Jago sebagai Rekening Dana Nasabah, kita tidak bisa memilih Bank Jago versi syariah karna akan ditolak untuk pendaftarannya. Setelah semua selesai, kita dapat memulai berinvestasi saham di Stockbit. Terdapat tiga langkah mudah membeli saham di Stockbit. 



Swipe, disini kita memilih saham mana yang akan kita beli. Kita bisa search jenis saham yang ingin kita beli atau dapat melihat di menu watchlist.

Order, setelah menentukan saham yang ingin dibeli selanjutkan kita bisa order saham dengan klik Buy dan tulis jumlah lot yang ingin dibeli. Satu lot saham sama dengan 100 lembar saham perusahaan tersebut.

Done, terakhir setelah pembayaran selesai dan harga disetujui maka kita telah memiliki saham yang kita pilih sebelumnya. Dan selesai.

Melalui investasi saham, kita akan mendapat keuntungan melalui Dividen atau pembagian laba perusahaan dan Capital gain atau penjualan saham kembali.

SECARIK PESAN BAGI SANDWICH COUPLE

Generasi Sandwich memang memiliki banyak tuntutan ekonomi. Menabung saja malahan bisa mengurangi nilai dari mata uang. Saatnya generasi sandwich berdaya dengan memulai investasi saham bersama Stockbit. Siapkan dana pensiun dan raih tujuan finansial melalui Stockbit. Mari bersama memutus rantai sandwich generation.

DICLAIMER

Tulisan ini diikutsertakan dalam Stockbit Blog Competition. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Daftar Pustaka

https://stockbit.com/

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog bidan Anisah, Semoga bermanfaat :)

 
Top