0

Pandemi belum berakhir!!

Meski pembelajaran tatap muka sudah diizinkan, tak serta merta mengakhiri keresahan di dunia pendidikan. Hal ini juga dirasakan oleh ibuku yang merupakan seorang guru di sebuah Madrasah Ibtidaiyah Negeri. Tuntutan untuk mengimbangi laju teknologi dalam digitalisasi dunia pendidikan menjadi problema besar bagi para guru yang kurang melek terhadap teknologi.

Problematika Digital

Digitalisasi tak selalu menawarkan kemudahan bagi semua orang. Beberapa merasa lebih terbebani dengan sistem digital yang diterapkan. Seperti halnya Aplikasi Rapor Digital (ARD) yang menjadi salah satu bagian dari digitalisasi dunia pendidikan.

Anggapan bahwa penerapan sistem ARD dapat meringankan beban guru, mungkin akan ditepis oleh beberapa golongan guru senior. Pasalnya, pengenalan teknologi informasi masa kini yang minim dirasa menjadi faktor penghambat dalam menjalani zaman digitalisasi. Tak hanya itu, teknologi juga menuntut guru untuk lebih cepat dalam bekerja. Hal itu pula yang semakin memberikan tekanan pada guru seakan tak memiliki waktu lebih untuk berkenalan dengan dunia digital.

Dampak positif dari digitalisasi tak sepenuhnya bisa menutupi sisi negatifnya terutama dalam hal kesehatan. Beberapa masalah kesehatan umumnya muncul akibat paparan yang berlebihan terhadap perangkat digital. Hal ini dikarenakan adanya sinar biru yang dihasilkan pada perangkat digital dalam menyajikan tampilan terbaik pada layar monitor.

"Paparan sinar biru dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada mata. Radiasi sinar biru dapat membentuk reaksi partikel oksigen yang berbahaya serta dapat mengganggu proses fotokimia pada retina mata yang bisa merusak sel retina dan mengakibatkan gangguan penglihatan." Oleh Essilor America dalam penelitian dengan judul Blue Light Hazard : New Knowledge, New Approaches to Maintaining Ocular Health.

Mata merupakan jendela dunia. Setiap pengalaman dalam hidup juga akan terekam dalam memori melalui pandangan mata. Kerusakan pada retina mata yang merupakan bagian inti dari mata akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan bayangan yang dipantulkan. 


Ibu dan Digitalisasi Pendidikan

    Hari ini tidak seperti hari biasanya, ibu pulang telat dari sekolah. Dari yang biasa pulang sebelum jam 12 siang, kini jam 5 sore ibu baru beranjak dari meja kerjanya. Wajahnya tampak sayu, tubuhnya seakan tak kuasa menanggung lelahnya hari itu. Wanita yang hampir kepala lima itu seakan ingin menyerah dengan segala tuntutan kerjanya.

Sebuah tanya coba ku lontarkan padanya, "Ibu kok baru pulang?"

"Lembur ARD, nduk. Nunggu pinjam laptopnya teman ibu juga, laptop ibu lama loadingnya."

Kata ibu, mulai saat ini pemerintah telah menerapkan Aplikasi Rapor Digital (ARD) dalam penilaian siswa tiap semester. Sistem yang hanya bisa dikerjakan dengan server sekolah ini membuat aku tak kuasa untuk membantu pekerjaan ibu. 

Belum lagi perangkat laptop ibu yang kurang mumpuni dalam menunjang pekerjaannya. Spesifikasi yang kurang tangkas dan performa yang alot kian memperberat kerja ibu. Selain itu, waktu pengisian ARD yang terbatas menjadi beban tersendiri bagi ibu untuk segera menyelesaikan tugasnya. Alhasil, sistem lembur pun dilakukan agar ARD cepat rampung.

Kurang lebih seminggu, ibuku menatap layar monitor laptop selama 5-6 jam sehari. Berbagai keluhan kesehatan mulai muncul mengganggu kenyamanan hidup. Mulai dari mata merah, kurang tidur hingga badan pegal dirasakan ibuku setiap malam. Seminggu kelabu- kata ibuku seakan mengibaratkan beban perjuangannya dalam menyelesaikan pekerjaan. 

ASUS OLED Jawaban Kerisauan Hati


Kebutuhan akan perangkat laptop dalam menunjang pekerjaan memang tak bisa dielakkan. Terlebih pandemi mendorong kita untuk berlari bersama perkembangan teknologi. Bagi generasi X seperti ibuku, mungkin tidak banyak yang melek teknologi digital jika dibandingkan dengan generasi setelahnya. Peran perangkat yang mumpuni dirasa mampu memudahkan generasi X dalam bercengkrama dengan teknologi. Terutama perangkat yang ramah terhadap kesehatan mata akibat dari interaksi layar laptop terlalu lama. 

Saat sedang asyik scroll youtube, tidak sengaja ku temukan karya epik yang dikemas dengan irama asyik milik bung Fiersa Besari. Sebuah lirik yang berisi solusi dari problematika digitalisasi. Rasanya ingin pegang tangan ibu sembari menari dan bernyanyi seperti di video klip bung Fiersa.

Yang benar saja, ASUS dengan komitmen terbaiknya menghadirkan laptop apik yang ramah bagi kesehatan mata. Tanpa mengurangi kualitas visual dan performanya, ASUS kembali unjuk gigi dengan menghadirkan ASUS layar Organic Light Emitting Diode (OLED) sebagai inovasi terbaru.

"ASUS OLED merupakan teknologi yang akan membawa pengalaman menggunakan paltop ke tingkat selanjutnya dengan kualitas visual yang kaya, warna yang akurat serta lebih aman untuk kesehatan mata. ASUS OLED merupakan teknologi layar laptop terbaik yang bisa Anda dapatkan saat ini"  Jimmy Lim-ASUS Regional Director Southeast Asia. 

ASUS telah menghadirkan berbagai pilihan jenis laptop dengan inovasi OLED mulai dari ZenBook hingga VivoBook. Salah satu yang menarik perhatianku yaitu ASUS VivoBook Ultra OLED K513. Dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp 8.599.000,- kita sudah bisa mendapat laptop dengan performa terbaik dan mampu menjaga kesehatan mata. Pilihan warna yang ciamik memberikan kesan stylist meski sedang dibawah tekanan kerja.

Spesifikasi lengkap ASUS VivoBook Ultra 15 OLED K513

Processor

Intel® Core™ i3-1115G4 Processor 1.7-3.0 GHz (6M Cache, up to 4.1 GHz)
Intel® Core™ i5-1135G7 Processor 0.9-2.4 GHz (8M Cache, up to 4.2 GHz)

Operating System

Windows 10 Home-Free upgrade to Windows 11

Memory

4GB DDR4 on board, Memory Max up to 8 GB

4GB DDR4 on board + 4GB DDR4 SO-DIMM, Memory Max up to 8 GB

Storage             

256GB NVME PCIe® 3.0 SSD

HDD housing for storage expansion

Display             

15,6 inch, OLED, FHD (1920x1080) 16:9, Glossy Display, LED Backlit, 400 nits, DCI-P3: 100%, Screen-to-body ratio 85%

Input/Output Ports 

1x USB 3.2 Gen 1 Type-A

1x USB 3.2 Gen 1 Type-C

2x USB 2.0 Type-A

1x HDMI 1.4

1x Headphone out

Micro SD card reader

Micro SD 4.0 card reader

Expansion Slots (includes used)

1x DDR4 SO-DIMM slots

1x M.2 2280 PCIe 3.0x2

1x STD 2.5" SATA HDD

Keyboard & Touchpad

Backlit Chiclet Keyboard with Num-key

Camera            

720p HD Camera

Network & Communication     

Wi-Fi 6 (802.11ax) + Bluetooth 5.0 (Dual band) 2*2

Audio                

Audio by ICEpower®

Built-in speaker

Built-in microphone

Harman/Kardon (Mainstream)

With Cortana Support

Battery             

42WHrs, 3S1P, 2-cell Li-ion

Power Supply

4.0, 65W AC Adapter 

Output : 19V DC, 3.424, 65W

Input : 100~240V AC 50/60 Hz Universal

Dimension       

35.90 x 23.50 x 1.79 ~ 1.79 cm ( 14.13"x9.25"x0.70"~0.70")

Weight             

1,8 Kg (3.97 lbs)


Paket lengkap yang tersaji dalam perangkat ASUS OLED memang tak bisa diragukan lagi. Selain pekerjaan yang bisa lekas terselesaikan. Kesehatan tubuh terutama pada mata akan tetap terjaga. Pengguna perangkat laptop tak perlu lagi mengorbankan kesehatan untuk pekerjaan.

Sudahlah! Tak perlu babibu lagi, langsung klik disini untuk dapatkan informasi lebih lengkap tentang ASUS OLED. Dijamin semakin yakin dengan ASUS OLED!! Jangan korbankan kesehatanmu hanya karna salah pilih laptop!

ASUS OLED Untuk Ibu

Bismillah ASUS OLED buat ibu

Bertepatan dengan hari ibu dan tahun baru, aku memiliki harapan besar untuk ibu agar tetap sehat dan nyaman bekerja dengan memiliki perangkat mumpuni. Setiap anak pasti ingin memberikan yang terbaik untuk orangtuanya terutama ibu. Untuk saat ini menurutku ASUS OLED merupakan jawaban atas segala permasalahan ibu. Dengan ASUS OLED ibuku tidak akan lagi memiliki gangguan soal perangkat kerjanya. Masalah kesehatan yang diakibatkan paparan layar laptop terlalu lama juga bisa teratasi. Semoga tahun depan bisa persembahkan ASUS OLED buat ibu yah bu...

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog bidan Anisah, Semoga bermanfaat :)

 
Top