0

    Memilih jurusan kesehatan khususnya kebidanan membuat saya banyak belajar dari segudang aktivitas di lahan praktik. Sekaligus menghargai arti penting dari konsep sehat-sakit dalam siklus kesehatan anak dan wanita. Hasrat yang haus akan ilmu pengetahuan pun mengharuskan saya untuk menuntut ilmu jauh dari buaian ibu. Tuntutan untuk mandiri menjadi hal yang harus dipenuhi saat berada di kota orang, terlebih persoalan kesehatan yang sering menjadi inti masalah pokok anak kos-an.

Pesan ibu, “Jangan tinggalkan sholat, jangan lupa makan, jaga kesehatan!”

Berhadapan langsung dengan pasien

 
    Bulan Maret lalu, saya mulai memasuki awal kegiatan praktik lahan di Puskesmas. Kegiatan ini sekaligus menjadi awal mula dari kesibukan yang tak berkesudahan di awal semester satu program profesi kebidanan. Menjalani praktik klinik dengan pembagian 3 jadwal jaga tiap harinya dan tuntutan target laporan yang harus dipenuhi selama periode praktik tentunya membuat saya harus lebih ekstra dalam menjaga kesehatan tubuh.

    Hujan di bulan Maret juga menjadi tantangan tersendiri di lahan praktik. Selain berhadapan dengan ibu hamil, saya juga harus belajar terkait kesehatan anak. Musim hujan identik dengan serangan batuk pilek yang merajalela khususnya anak-anak yang harus diberikan terapi nebul untuk mengusir batuk pilek yang sudah menetap lama. Berhadapan dengan berbagai penyakit di poli kesehatan ibu dan anak menjadikan saya harus pintar dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap prima.

    Belum lagi ada 3 orang ibu hamil yang menjadi tanggung jawab saya untuk mendampinginya hingga masa nifas. Pendampingan dilakukan saat pulang jaga dari Puskesmas. Bahkan pernah, seusai jaga malam dilanjutkan pendampingan ibu hamil kemudian jaga siang hingga pukul 21.00 WIB. Alhasil kondisi badan tidak bisa dibohongi hingga tubuh tumbang pada malam harinya.

Kebaikan alami yang menyelamatkanku


     Dan akhirnya, hanya kebaikan alam yang mampu memberi kesegaran dalam tubuhku. Mengkonsumsi ramuan dari empon-empon bukanlah hal yang asing bagiku. Alasannya tak lain yaitu, ramuan dari empon-empon mampu memberikan efek kehangatan dan ketenangan tanpa efek samping yang tertinggal seperti halnya obat kimia. Selain itu, tingginya kandungan zat antioksidan yang terkadung pada kebanyakan jenis empon-empon juga dapat meningkatkan imunitas tubuh. Hmm,, pas sekali bagi saya yang sedang berkutat langsung dengan pasien sakit dan segudang laporan. Apalagi serangan covid-19 yang saat itu sedang hangat-hangatnya jadi bahan perbincangan tak mengizinkan imunitas turun barang sedetik.

    Saat sistem imun dalam tubuh mulai menurun, biasanya saya membeli wedang jahe hangat di angkringan dekat rumah. Namun selama disini belum pernah saya temui penjual wedang jahe disekitar kos. Hingga saya memutuskan untuk mencari wedang jahe instant di supermarket. Pencarian saya berhenti pada produk Herbadrink yang menyuguhkan racikan empon-empon tanpa pengawet dan tak meninggalkan ampas. Wah tentunya ini yang saya cari selama ini. Minuman herbal yang benar-benar herbal ya Herbadrink


    Awalnya saya mencoba varian sari jahe untuk mendongkrak imun tubuh. Hingga saya tertarik mencoba varian lain yaitu wedang uwuh. Hmm, benar ternyata rasanya sangat menyegarkan di tubuh saya. Herbadrink mulai menjadi rekan kerja yang mampu memberikan saya kepercayaan untuk menjaga tubuh saya agar tetap sehat.



Isolasi Mandiri

    Setelah mendapat setengah jalan masa praktikum lahan, pandemi semakin menjadi-jadi hingga berimbas pada sistem pembelajaran dunia pendidikan. Akhirnya kampus pun mencabut aturan praktik lahan di masa pandemi dan mengganti dengan pembelajaran daring di rumah saja.

    Saya pun memutuskan untuk pulang ke kampung halaman seperti halnya yang dilakukan oleh teman-teman lainnya. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan selama perjalanan sehingga dapat terlindungi dari paparan virus. Sesampainya di rumah, saya segera mandi dan membersihkan barang bawaan saya. Dan mulailah waktunya bagi saya untuk isolasi mandiri selama 14 hari.

    Untungnya saya sudah sedia Herbadrink sari jahe, wedang uwuh dan temulawak untuk alokasi penjaga imunitas selama 2 minggu kedepan. Selain itu, tiap pagi saya juga melakukan olahraga sembari berjemur di halaman rumah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Daring bikin pusing


   Selama isolasi mandiri, kegiatan perkuliahan tetap berlangsung secara daring. Kegiatan tersebut rata-rata terkait peningkatan pengetahuan bagi mahasiswa kesehatan terhadap karakteristik covid-19 beserta penanganannya. Kemudian mahasiswa ditugaskan untuk membuat rangkuman dari setiap sesi webinar.

    Tak hanya itu, saya juga harus melakukan pemantauan secara online terhadap 3 ibu hamil dampingan saya. Cukup susah memang jika memantau tanpa tahu kondisi fisiknya secara langsung. Setidaknya ibu hamil dampingan saya dapat bekerjasama dengan baik terkait pemantauan kondisinya.

    Dan perkuliahan profesi pun dilanjutkan dengan stase berikutnya yang juga menguras tenaga, waktu serta pikiran. Tumpukan jadwal diskusi kasus nampaknya sampai membuat saya melupakan waktu istirahat. Sebuah kolaborasi sempurna antara stressor dan kondisi tubuh dalam menurunkan daya tahan tubuh saya. Alhasil migrain pun menyerang. Migrain merupakan salah satu sinyal tubuh saat stressor sudah menyerang imun tubuh. Ditambah lagi nyeri haid yang juga menghambat saya untuk menyingkirkan stressor.


    Kebaikan alam kembali menolong tubuh saya dengan varian lainnya yang tentu punya segudang manfaat khususnya bagi wanita. Varian kunyit asam dan kunyit asam sirih madu menjadi senjataku mengatasi nyeri haid. Keduanya memiliki manfaat yang serupa hanya saja varian kunyit asam sirih madu lebih terasa segar saat saya rasakan di tubuh saya.

Be Herba, Be Healthy!


    Sudah terbukti bahwa varian Herbadrink mampu menghilangkan segala bentuk keluhan di tubuh termasuk meningkatkan imunitas tubuh. Herbadrink benar-benar andalan saya selama kegiatan daring ini. Apalagi saat ini cuaca dan tugas kuliah sering tak bersahabat. Kalau hujan, minum herbadrink diseduh dengan air hangat. Kalau panas terik, tambahkan es batu didalamnya. Wah membayangkan saja sudah terasa kesegarannya.

    Selain varian yang pernah saya rasakan tersebut, ada beberapa varian yang juga tak kalah hebat khasiatnya. Ada varian Beras kencur, Chrysanthemum, Lidah buaya dan Kopi Gingseng. Juga tersedia dalam kemasan sugar free. Varian sugar free inilah favorit ayah saya setelah 9 bulan berperang dengan penyakit TBC dan gula darah yang kadang tak terkontrol.

    Di tempat asal saya, Herbadrink dapat ditemukan di supermarket terdekat dengan harga yang terjangkau. Dari Herbadrink saya belajar bahwa kembali ke alam tak perlu susah payah mengolah empon-empon, tinggal seduh lalu rasakan kebaikan alami Herbadrink.

Look deep into nature, and then you will understand everything better.”-Albert Einstein

Referensi

Herbadrinknatural.com
Klikdokter.com
Sehatnegeriku.kemenkes.go.id

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog bidan Anisah, Semoga bermanfaat :)

 
Top