2



1000 Hari Pertama Kehidupan
    “Mbak, temen-temen di sekolah dukung negara lain di piala dunia. Aku kan anak Indonesia, mau dukung Indonesia tapi Indonesia gak main di Piala Dunia.”
     Fenomena 4 tahunan Piala Dunia mengalihkan perhatian kita sebagai ajang kompetisi yang ditunggu-tunggu dalam perhelatan sepak bola dunia. Adik saya kelas 6 SD pernah bertanya, kenapa Indonesia tidak ikut main di Piala Dunia?

     Kebanyakan orang Indonesia mengidolakan pemain sepak bola luar. Alasan fisik dan kurangnya daya saing di tingkat global menjadikan Indonesia tak bisa lolos kualifikasi di kompetisi dunia setingkat FIFA World Cup. Kualitas SDM di Indonesia yang rendah menjadikan Indonesia mengalami ketertinggalan dengan bangsa lain. Pembangunan kualitas SDM terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan.

    Apakah yang dimaksud dengan 1000 hari pertama kehidupan?
1000 hari pertama kehidupan dimulai dari 270 hari di dalam kandungan kemudian dilanjutkan 730 hari setelah lahir atau anak berusia 2 tahun.

     Peran tenaga kesehatan tentunya sangat dibutuhkan dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan anak. Pada kehamilan mulai dari Trimester I, proses penting dari rangkaian kehidupan anak dimulai. Pemenuhan gizi yang baik tentu akan mendukung pembentukan organ janin pada trimester awal. Pembentukan organ pada trimester I bersifat irreversibel yang artinya tidak dapat diperbaiki sehingga pemenuhan gizi yang cukup bagi ibu hamil sangat penting guna menunjang tumbuh kembang janin. Ibu hamil dengan cukup gizi akan melahirkan generasi yang berkualitas.

    Apakah yang dimaksud 1000 hari pertama kehidupan sebagai periode emas?

     1000 Hari Pertama Kehidupan sebagai PERIODE EMAS yaitu pada 1000 Hari Pertama Kehidupan pertumbuhan otak terjadi sangat pesat. Sebanyak 80% perkembangan saraf otak terjadi pada 2 tahun pertama setelah kelahiran. Pembentukan saraf otak itulah yang mempengaruhi perkembangan fungsi otak, motorik, sensorik dan mental bagi anak.

     Pertumbuhan dan perkembangan anak bergantung pada nutrisi yang masuk. Kekurangan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan tidak akan dapat diperbaiki di kehidupan mendatang. Beberapa hal yang akan terjadi jika anak mengalami kekurangan gizi antara lain :
  • Pertumbuhan otak terhambat sehingga membuat kecerdasan anak terhambat pula.
  • Anak berpotensi mengalami stunting yang dikarenakan terhambatnya pertumbuhan fisik pada anak. 
  • Anak menjadi lemah dan mudah sakit. 
  • Anak akan sulit saat mengikuti pelajaran di sekolah.
     Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pada pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal disertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
    Apa itu stunting?
Stunting (kekerdilan) merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah 2 tahun yang disebabkan karena kekurangan gizi pada waktu yang lama (kronis). Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor genetik orang tua, sehingga masyarakat hanya bisa menerima tanpa berbuat apa-apa sebagai tindakan pencegahannya. Faktanya, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial,ekonomi,budaya dan politik), dan pelayanan kesehatan setempat.

    Apa bahaya stunting?
Menurut Kemenkes (2018) kasus stunting di Indonesia menyentuh angka 37,2%. Artinya 4 dari 10 anak di Indonesia dipastikan mengalami stunting atau kekerdilan. Anak yang mengalami stunting, bukan hanya pertumbuhan fisiknya saja yang terganggu melainkan juga perkembangan otaknya. Perkembangan otak akan lebih lambat sehingga produktifitas dan kreatifitas akan terhambat. Daya saing yang rendah nantinya akan menjadikan anak mengalami kesulitan saat dewasa. Selain itu, anak dengan stunting memiliki imunitas yang rendah sehingga akan meningkatkan angka kejadian penyakit degeneratif.

Seperti diketahui penyakit degeneratif bersifat menurun, sehingga pada masa mendatang akan diturunkan lagi pada generasi selanjutnya. Oleh sebab itu, pemutusan rantai nya harus dilakukan dengan pencegahan stunting.
    Apakah stunting bisa dicegah?

Kejadian stunting bisa dicegah. Bagaimana? Secara garis besar, 1000 Hari Pertama Kehidupan sangat berpengaruh pada kejadian stunting. Oleh sebab itu, pemenuhan gizi yang cukup pada 1000 Hari Pertama Kehidupan bisa menyelamatkan anak dari potensi dan daya saing yang rendah. Bentuk pencegahannya terdiri dari 3 point penting, antara lain :
  •     Sanitasi (Air bersih, Jamban dan cuci tangan)
  •     Pola Asuh (ASI, MPASI, Imunisasi, dan Pemantauan tumbuh kembang)
  •     Pola Makan (Karbohidrat, Protein, Buah dan Sayur)

     Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi yang tidak beragam. Komposisi gizi seimbang yang dulunya 4 sehat 5 sempurna diganti dengan “Isi Piringku” dengan gizi seimbang. Memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi dengan sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein dan karbohidrat dengan proporsi lebih banyak protein daripada karbohidrat.


     Secara umum bentuk pencegahan stunting menitikberatkan pada masalah gizi. Asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan mempunyai pengaruh penting terhadap kejadian stunting di Indonesia. Jika angka kejadian stunting turun, diharapkan akan terbentuk generasi dengan daya saing tinggi di tingkat global sehingga tidak menutup kemungkinan Indonesia bisa ikut andil dalam kompetisi FIFA World Cup. Mari bersama #cegahstunting dari 1000 Hari Pertama Kehidupan Ananda.

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog bidan Anisah, Semoga bermanfaat :)

 
Top