0

Akan ada satu waktu ketika Indonesia lebih unggul dari negara lain.
Ketika Indonesia menjadi salah satu negara super power.
Ketika Indonesia mencapai puncak kemakmurannya.
Dengan rakyat yang bangga terhadap negaranya.
Rakyat yang sejahtera, nol angka kemiskinan.
Bumi gemah ripah loh jinawi bernama Indonesia.

    Sejak saya mengetahui event bergengsi dunia yaitu FIFA World Cup tahun 2010, sebuah pertanyaan tersemat dalam diri saya. Mengapa Indonesia tidak termasuk dalam negara yang bermain didalamnya? 

    Kata teman saya karena Indonesia sudah tersingkir lebih dahulu dalam babak penyisihan. Jawaban tersebut tak serta merta memuaskan hasrat pertanyaan saya, hingga dosen saya yang merupakan dokter obsgyn mampu menghentikan ribuan kenapa yang belum dapat terpuaskan oleh jawaban orang lain. Beliau mengungkapkan bahwa kuantitas dari sumber daya manusia di Indonesia tak dibarengi dengan kualitasnya yang berpengaruh pada kemampuan bersaing dengan negara lain. 

    Bisa kita lihat, beberapa negara yang masuk dalam ajang bergengsi piala dunia merupakan negara yang memiliki tingkat kesejahteraan lebih tinggi dari Indonesia. Kesejahteraan didapat jika kebutuhan pokok dari rakyatnya terpenuhi utamanya pada kesehatan dan pendidikan.

Bagaimana kesehatan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia?

“Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”

    Kesehatan merupakan kebutuhan yang paling pokok diantara kebutuhan lainnya. Tubuh yang sehat tentunya menjadi modal awal kita dalam beraktivitas. Jika kesehatan terganggu, otomatis kehidupan akan terganggu. 

    Salah satu hal yang mendasar dari kesehatan yaitu terkait masalah gizi. Saat ini Indonesia sedang mengalami 3 masalah gizi sekaligus yaitu kurang gizi, kelebihan gizi dan kekurangan mikronutrient. Tiga masalah tersebut dapat diselesaikan dengan program gizi seimbang. Namun keterbatasan pengetahuan akan kebutuhan gizi membuat orang awam kurang memahami seperti apa bentuk gizi seimbang.
 
Photo by koran-tempo.com

“Diri kita adalah apa yang kita makan.”

    Bicara soal gizi akan selalu bersinggungan dengan bahan makanan. Apapun yang kita makan tentunya juga akan mempengaruhi kesehatan kita, baik pengaruh buruk ataupun baik. Makan banyak tak selalu baik bagi tubuh. Asupan gizi seimbang akan memberikan pengaruh baik bagi tubuh. Begitupun dengan asupan gizi kurang maupun berlebih yang malahan memberikan pengaruh buruk pada tubuh kita. Sehingga penting bagi kita untuk memperhatikan asupan gizi dari makanan yang kita makan.

    Dengan gizi yang seimbang, fungsi tubuh akan lebih baik sehingga setiap aktivitas juga bisa dilakukan dengan hasil terbaik. Pun juga daya pikir otak yang mampu bekerja lebih baik jika mendapat asupan gizi yang cukup. 

    Jika kita spesifikan lagi terkait permasalahan gizi yang paling berpengaruh terhadap kehidupan, pasti selalu bersinggungan dengan anemia. Hingga saat ini anemia masih menjadi PR besar negara yang belum dapat di tuntaskan. 

    Seperti yang telah dijelaskan dalam webinar "Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi" oleh Dr. dr. Diana Sunardi., M.Gizi., Sp. GK (Dokter spesialis gizi klinik dari Indonesian Nutrition Association) dan Pak Arif Mujahidin (Corporate Comunications Director Danone-Indonesia pada tanggal 1 Februari 2021 lalu melalui Channel Youtube Nutrisi Bangsa, anemia akan terus terjadi pada setiap lini kehidupan jika tidak segera ditangani.
 

Apa itu anemia?

    Kita tentu sering mendengar kata anemia. Anemia merupakan kondisi dimana tubuh kekurangan haemoglobin (HB) dalam darah yang berpengaruh pada kurangnya sel darah merah yang membawa oksigen dalam tubuh. Jika organ tubuh tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup, maka organ tersebut tidak mampu mengerjakan tugasnya dengan optimal. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada kondisi kesehatan secara umum.

    Anemia disebabkan oleh banyak hal, namun anemia yang lebih sering dialami yaitu anemia yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi dalam tubuh atau biasa disebut anemia defisiensi besi. 

     Kenali gejalanya!

Penderita anemia memiliki beberapa gejala fisik yang dapat ditemukan dalam pemeriksaan sekilas. Selain lemah, lesu, lelah, lunglai dan lalai, beberapa gejala anemia yang wajib diketahui antara lain :
a.    Nafas cepat
b.    Tekanan darah rendah
c.    Kulit pucat
d.    Sakit kepala
e.    Kelemahan otot
f.    Nadi cepat
g.    Pembesaran limpa
h.    Sakit kepala

Bahaya anemia jangka panjang

    Anemia yang tak ditangani dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan masalah kesehatan lain yang mengancam jiwa. Anemia dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi. Tubuh yang rentan terhadap infeksi akan menyebabkan turunnya kebugaran tubuh.. Dengan begitu sistem tubuh akan terganggu hingga menyebabkan turunnya produktivitas. Dalam hal ini, anemia secara tidak langsung ikut serta menurunkan kualitas sumber daya manusia dari segi fisiknya.

    Tak hanya berpengaruh pada diri sendiri, penderita anemia juga memungkinkan mengalami keadaan lain yang berdampak pada generasi setelahnya. Seperti halnya ibu hamil dengan anemia yang juga berdampak pada hasil keluaran produk kehamilannya. Kehamilan dengan anemia dapat menyebabkan perdarahan, infeksi, preeklampsi (keracunan kehamilan), gangguan pertumbuhan janin, kelahiran premature dan resiko lainnya yang dapat membahayakan nyawa ibu dan janin. Oleh sebab itu sangat penting dilakukan penatalaksanaan medis terhadap penderita anemia.

Periksa kadar HB mu!

    Penegakan diagnosa anemia dilakukan dengan pemeriksaan haemoglobin dalam darah melalui tes darah HB Sahli atau bisa juga dengan tes pemeriksaan darah dengan metode digital. Segera lakukan pemeriksaan kadar HB dalam darah jika merasakan gejala anemia.

Anemia dapat dicegah loh!

    Perlu dicatat bahwa anemia defisiensi besi bukanlah sebuah penyakit, namun suatu bentuk gangguan yang terjadi saat tubuh mengalami kekurangan salah satu zat mikronutrien yaitu zat besi. Sehingga salah satu kunci pencegahan kejadian anemia yaitu dengan menambah konsumsi zat besi dalam tubuh baik melalui konsumsi makanan atau tablet tambah darah

    Namun, supaya dijadikan catatan bahwa beberapa zat dapat menghambat penyerapan zat besi. Bisa jadi makanan yang dikonsumsi sudah banyak mengandung zat besi namun mungkin ada zat lain yang menghambat penyerapan zat besi, antara lain :

1.    Fitat yang terkandung dalam kacang-kacangan.
2.    Tanin dan Polifenol yang terkandung dalam teh dan kopi.
3.    Kalsium dan Seng yang terkandung dalam susu.

    Makanan tersebut hendaknya dihindari atau dikonsumsi dengan selang waktu 2 jam setelah meminum tablet besi. Adapun beberapa zat yang malahan mempercepat penyerapan zat besi yaitu asam askorbat atau vitamin C yang bisa didapat dari buah jeruk, jambu dan sebagainya. 

Seringkali kita sudah memperhatikan kandungan makanan kita tapi lupa menghadirkan zat lain yang juga memiliki peran penting dalam penyerapan zat gizi. 

Saya pernah menemui suatu kondisi pada salah satu pasien saya yang masih remaja. Tiap minggu dia selalu rutin minum tablet besi dan menjaga konsumsi makanannya dengan meningkatkan kandungan zat besi di dalamnya. Namun hal itu tak serta merta menghindarkannya dari anemia. Setelah dikoreksi proses masuknya nutrisi, ternyata dia sangat suka minum teh dan apapun makanannya selalu ada teh didalamnya. Nah dari sini kita dapat simpulkan bahwa makanan atau minuman pendamping lain dapat berpengaruh pada penyerapan zat besi dalam tubuh.

Sehingga sangat penting bagi kita untuk lebih memperhatikan kombinasi menu makan sehari-hari agar zat gizi tetap terserap dengan baik.

 Rantai anemia lintas generasi

Tahukah kamu! 

Sebanyak 48,9% ibu hamil di Indonesia menderita anemia saat kehamilan. Dan mirisnya lagi, angka tersebut di dominasi oleh kelompok umur 15-24 tahun yangmana merupakan kelompok usia remaja.

Anemia bisa mengganggu kesejahteraan bangsa loh! Begini gambarannya . . .
    Seorang remaja putri yang saat ini tengah belajar di SMA mengeluh sulit konsentrasi saat belajar, sering mengantuk padahal tidak pernah begadang dan tubuhnya lemas. Alhasil nilainya pun terjun bebas dan terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. 

    Si remaja ini tidak pernah meminum tablet tambah darah yang diberikan oleh pihak sekolah. Bahkan makanan yang dikonsumsi sangat jauh dari kata bergizi. Namun, remaja tak mengenali kondisi tubuhnya sebagai gejala dari anemia. Hingga akhirnya setelah lulus SMA dia memutuskan untuk menikah tanpa persiapan fisik sebelumnya. 

    Sebulan kemudian dia hamil. Tubuhnya yang kurus dan tinggi dengan lingkar lengan atas 20 cm membuatnya masuk dalam kategori ibu hamil dengan resiko tinggi. Ditambah lagi anemia yang belum teratasi dan hamil diusia kurang dari 20 tahun semakin meningkatkan resikonya.

    Si remaja pun melahirkan bayi di usia kehamilan pre-term yang menyebabkan bayi lahir dengan kondisi premature. Bayi si remaja lahir dengan jenis kelamin perempuan dan berat lahir kurang. 

    Dalam kehidupan seribu hari pertama, bayi si remaja sering mengalami masalah kesehatan. Hingga tumbuh kembangnya terganggu yang kemudian menyebabkan bayi mengalami stunting. 

    Akibat dari pola asuh kehidupan yang diadopsi dari ibunya, ketika dewasa si anak juga mengalami masalah kesehatan yang sama seperti ibunya. Siklus pun bergulir seperti halnya lingkaran yang tak berujung. Masing- masing akan mengalami masalah kesehatan di setiap fase kehidupan. 

    Mirisnya ilustrasi tersebut sudah menjadi rutinitas yang kita jalani. Bukan sekedar ilustrasi tapi gambaran kondisi kesehatan di lingkungan kita saat ini. Bayang-bayang anemia akan terputus jika kita mampu memutus rantai permasalahannya.

    Anemia yang berkepanjangan dapat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia karena dapat menyebabkan menurunnya prestasi dan kinerja anak bangsa. Hal ini tentunya menjadi gangguan yang akan berpengaruh pada generasi selanjutnya. Generasi yang diharapkan dapat memajukan Indonesia di kancah dunia. Padahal, tahun 2030 kelak harusnya menjadi tahun kejayaan bangsa kita. Karena jumlah penduduk produktif yang lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk yang kurang produktif. Tentunya harapan ini akan terwujud jika kita memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Namun hal ini bisa saja menjadi bumerang bagi bangsa jika kualitas sumber daya manusianya tidak sebanding dengan kuantitasnya

 Berawal dari ibu

Image by id.pngtree.com

    Melalui rahim ibu seorang bayi mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Seorang ibu memiliki tugas mulia membangun generasi terbaik harapan bangsa. Dahsyatnya peran wanita dalam membangun generasi mulai saya sadari ketika saya terjun langsung di dunia kesehatan khususnya kebidanan yang mempelajari setiap hal berkaitan dengan wanita.
    Rahim itu ibarat tanah dan bayi sebagai tanamannya, sebuah analogi unik yang menyadarkan kita bahwa untuk menghasilkan tanaman terbaik juga harus ditanam di tempat terbaik. Pun juga dengan seorang anak yang juga memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang di tempat terbaik. Dalam menyiapkan rahim untuk tempat berkembang janin, diperlukan berbagai macam perlakuan yang umumnya dilupakan oleh kebanyakan wanita khususnya para calon pengantin.
    Pengetahuan terkait persiapan kehamilan hingga perencanaan kehamilan seharusnya menjadi bekal pokok bagi para pengantin baru dalam merintis kehidupan. Seringkali saya menjumpai kasus kehamilan dengan berbagai resiko yang harusnya dapat dicegah sebelumnya tapi malahan terlambat dan berakhir pada kasus komplikasi.

Peran Pemerintah dalam memutus rantai anemia lintas generasi

Dalam webinar ini juga menjelaskan terkait beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi anemia di setiap masa kehidupan.

 


Danone Group untuk Indonesia

    Jika hanya mengandalkan peran dari pemerintah, rantai anemia akan sulit untuk diputus. Disini, kontribusi pihak swasta sangat diperlukan dalam kerjasama membangun Indonesia menjadi lebih baik. Danone Indonesia sebagai salah satu pihak swasta yang ikut serta membangun bangsa memberikan kontribusinya melalui produk andalan dari perusahaan serta beberapa program kerja membangun bangsa. Mulai dari air mineral, susu pertumbuhan hingga makanan fortifikasi bernutrisi tinggi menjadi senjata ampuh Danone dalam memutus rantai anemia lintas generasi.
Edited by bidananisah.blogspot.com

    Selain itu Danone juga memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) yang merupakan bentuk kontribusi secara langsung dari Danone Indonesia untuk masyarakat. Program CSR yang dicanangkan oleh Danone Indonesia antara lain, PAUD 1.000 Anak Bangsa, Warung Anak Sehat, GESID dan program kemanusiaan lainnya.


Edited by bidananisah.blogspot.com

    Dengan langkah bersama Danone Indonesia, saya pribadi sangat yakin bahwa generasi unggul dapat tercetak di masa yang akan datang. Pun juga dengan gerakan sadar gizi yang baiknya juga dipahami oleh masyarakat luas turut serta dalam menunjang tujuan besar secara nasional.

Kesimpulan

 Perlunya kesadaran gizi dalam memutus mata rantai anemia sekaligus mampu mendukung Indonesia menjadi bagian dari negara maju dengan mencetak generasi penerus yang berkualitas.

Daftar Pustaka

https://nutricia.co.id

https://bp-guide.id/AXQQ6mOA  

https://dancommunity.co.id 


Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog bidan Anisah, Semoga bermanfaat :)

 
Top